MADRASAH DINIYAH

Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari hidup dan kehidupan manusia. Mulai dari dalam kandungan sampai beranjak dewasa kemudian tua, manusia mengalami proses pendidikan yang didapatkan dari orangtua, masayarakat maupun lingkungannya. Pendidikan bagaikan cahaya penerang yang berusaha menuntut manusia dalam menentukan arah, tujuan, dan makna proses penyadaran yang berusaha menggali dan mengembangkan potensi dirinya lewat metode pengajaran atau dengan cara lain yang telah diakui oleh masyarakat.

Madrasah Diniyah Bahrul Huda sebagai lembaga Pendidikan Islam walaupun mempunyai tujuan khusus akan tetapi pendidikan yang dilaksanakan harus merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pendidikan nasional dalam arti bahwa pendidikan pada madrasah Diniyah ini harus memberikan kontribusi terhadap tujuan pendidikan nasional. Kehadiran Madrasah Diniyah sebagai lembaga pendidikan Islam di Indonesia merupakan simbiosis mutualisme antara masyarakat muslim dan madrasah itu sendiri. Secara historis kelahiran madrasah tidak bisa dilepaskan dari peran dan partisipasi masyarakat. 

Secara historis, keberadaan Madrasah Diniyah sebagai lembaga pendidikan keagamaan berbasis masyarakat menjadi sangat penting dalam upaya pembangunan masyarakat belajar, terlebih lagi karena bersumber dari aspirasi masyarakat yang sekaligus mencerminkan kebutuhan masyarakat sesungguhnya akan jenis layanan pendidikan. Dalam kenyataan terdapat kesenjangan sumber daya yang besar antara satuan pendidikan keagamaan. Oleh karenanya, sebagai komponen sistem Pendidikan Nasional, pendidikan keagamaan perlu diberi kesempatan untuk berkembang, dibina dan ditingkatkan mutunya oleh semua komponen bangsa, termasuk Pemerintah Pusat  dan Pemerintah Daerah. Salah satunya melalui pengaturan wajib belajar Madrasah Diniyah yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Namun, sampai detik ini peraturan wajib belajar terhadap Madrasah Diniyah belum di sahkan oleh Pemerintah.

Dengan demikian sistem pendidikan khususnya Madrasah Diniyah, secara makro merupakan usaha pengorganisasian proses kegiatan kependidikan yang berdasarkan Ajaran Islam, ajaran yang berdasarkan atas pendekatan sistematik sehingga dalam pelaksanaan operasionalnya terdiri dari berbagai sub sistem dari jenjang pendidikan pra-dasar, menengah dan perguruan tinggi yang harus memiliki vertikalitas dalam kualitas keilmuan pengetahuan dan teknologinya. Sehingga Anak siap bersaing dalam hal relegius di masyarakat nantinya.